Selasa, 27 September 2016

Berhenti Menghina Perasaanmu Sendiri



Menyangkal apa yang dikatakan orang lain itu sangat menyusahkan. Bagi sebagian orang akan memilih cuek ketika keadaan sekitar hanya  bisa memojokkan. Bukan soal yang kuat bertahan dan yang lemah tersingkirkan; namun ayolah yang tahu persis diri kita adalah kita. Bukan anda, dia atau mereka.

Mengharapkan penilaian yang baik dari orang ketika kamu tahu nilaimu belum baik, itu sama saja kamu tertawa pura-pura, saat kamu berada dalam dasar luka. Bagi saya tak ada yang lebih menyenangkan dari menjadi diri sendiri di hadapan semua orang. Bahkan di hadapan Tuhan-ku senyumku adalah senyum, marahku adalah marahku. Tidak pernah membungkus sakit dengan tertawa. Atau membungkus tangis dengan senyum manis. Kemasannya memang terlihat baik. Tapi ingatlah tak ada yang lebih menyakitkan di dunia ini dari mengemas luka dengan kemasan tawa.

Katakan pada dirimu sendiri bahwa hal itu menghina! Kamu menghina perasaanmu sendiri hanya demi penilaian orang lain yang tidak mengerti. Mereka bahkan tak mengerti arti jeritan dalam diam. Lalu untuk apa kita diam ketika kita betul-betul ingin menjerit. Jangan palsukan sebuah senyum yang bahkan Nabi menghargai senyuman sebagai satu sedekah. Jangan palsukan sebuah ramah tamah yang bahkan Nabi ajarkan kepada kita sebagai akhlakul karimah.

Tertawalah pada hal-hal yang memang pantas kita tertawakan. Jangan tertawa pada saat semua orang menangis, bahkan di saat itu orang tak pantas untuk tersenyum manis. Lalu jangan menangis ketika orang lain bahagia, jangan tersenyum sinis kepada  mereka yang sedang gembira. Ketahuilah ketika kita menderita saat yang lain tersenyum bahagia, kamu betul-betul harus memeriksa setiap jengkal hati yang mungkin sudah tertempel noda.

Perjalanan hidup biarlah menjadi perjalanan hidup. Tapi perasaan yang Tuhan anugerahkan untuk kita jangan pernah dipalsukan. Segala sesuatu yang palsu itu sangat menyakitkan. Itu sebuah kejahatan batin yang paling jahat. Tumbuhlah menjadi seorang yang jujur dengan perasaan yang jujur. Milikilah sebuah ketulusan; sampai kamu betul-betul memilikinya. Jika lelah mendapatkan ketulusan, teruslah kejar sampai rasa lelah itu lelah mengikutimu. Belajarlah ketulusan dan belajarlah menjadi orang yang tulus. Jangan pernah berpura-pura demi sebuah penilaian; Tuhan akan sangat membenci itu, kawan. J

Pages - Menu