Selasa, 10 Februari 2015

Ngaji Sastra Bareng M. Syafi’ie El-Bantani

 M. Syafi’ie El-Bantani

“Sastra dan Pembentukan Karakter” Part 1
Bismillahirrahmanirrahim..

Selamat datang di label baru “Pengajian Sastra”. Di ruangan ini, aku berniat menumpahkan ilmu dan pengetahuan yang aku dapat dari hasil ikut workshop kepenulisan, seminar, atau diskusi. InsyaAllah teman-teman akan sedikitnya tahu tentang hal-hal yang menyangkut kepenulisan. Daripada aku endapkan semua catatan di buku, aku berfikir mungkin akan lebih baik  dishare disini. Mudah-mudahan bermanfaat buat kita semua Aamiin. Oya, kalau ada yang mau sharing,  mengkritik de el el, monggo.. J.

Oke, kali ini aku akan coba share hasil tulisan dari acara pengajian sastra yang dibawakan oleh M. Syafi’ie El-Bantani pada 26 Oktober 2014 di  Ruang TPAI Masjid Al Ghifari Bogor. Dengan tema “Sastra dan Pembentukan Karakter”. Langsung aja yuuu. *Cuuuusss.. :D
           
Penulis 43 buku dan Master Trainer tersebut lebih suka tulisan non fiksi lhoo. (*Uhuk. Jadi merasa berjodoh :p hehe). Kalau aku ingat-ingat cara beliau berbicara di depan podium, beuuuh mantap markutap! Ucapannya jelas dan padat. Beliau hanya berbicara sekitar 15-20 menit, pokoknya kita akan dibuat terkesima. Kalau anak SD yang denger, bisa dibuat mangap tuh! sambil ileran gitu. Yup! Saking kita dibuat mengerjap-ngerjap. Tidak ada waktu untuk melirik pesan masuk di handphone, *Kayak ada yang sms aja. Hhe..Yang ada di fikiran kita, eh (baca: ku) adalah mencuri sedetik saja pandangannya yang subhanallah tampan sekali kata-katanya. J Hhehe…

Beliau berwasiat kepada hadirin, dalam menulis alangkah baiknya bahasa yang kita gunakan adalah bahasa yang tidak memvonis, menghukum, atau menggugat. Janganlah menulis seperti menghakimi. Ibarat pendosa yang ketika kau suguhkan tulisanmu, maka kau mampu membuatnya untuk tidak menyerah akan Rahmat Allah. Karena isi tulisanmu, bukanlah deretan pasal gugatan seorang korban kepada terdakwa tindak kriminal. Melainkan tulisan yang mampu memberikan harapan pada setiap orang.

Karena perlu seorang penulis tahu, bahwa ada dua motivasi seseorang untuk berubah. Yang pertama karena neraka yang ia takuti, dan kedua karena surga yang penuh dengan harapan. Maka beliau berpendapat bahwa cara kedua lah yang lebih efektif untuk menyentuh relung hati sang pembaca. Yaitu dengan memakai pendekatan basyiran atau pendekatan kegembiraan dan “harapan”. Walaupun keduanya juga penting.  Bagaimana caranya kita menumbuhkan harapan pembaca ketika ia merasa berdosa. Jangan terus-terusan kita tendang pembaca dengan ancaman atas dosa atau kesalahannya. Mereka bisa kabur dan terpukul. Namun raihlah tangannya dan berikanlah semangat. J

Nah, untuk mencapai semua itu gunakanlah prinsip dakwah. Kembali pada niat awal kita menulis yaitu menyampaikan nilai-nilai dakwah. Al Qur’an sungguh banyak mengajarkan kepada kita cara yang tepat untuk berdakwah. Banyak sekali. Diantaranya adalah: Pertama,  pakailah kata-kata yang menyejukkan, yaitu kata-kata yang baik, atau dalam Al Quran (Q.S.An Nisa: 5) qaulan ma’rufa. Kedua, gunakanlah kata-kata yang dipahami. Kata-kata yang pantas dan menyenangkan. Hal ini Allah sampaikan dalam Q.S. Israa: 28 yaitu qaulan maisura. Ketiga, kualitas kata-kata yang tidak hanya benar dan baik atau qaulan sadida (Q.S.An Nisa: 9), tapi kembali ke awal. Bagaimana kata-kata itu mudah dipahami dan mampu menjadi penyejuk bagi pembaca.

Lalu bagaimana caranya agar tulisan kita mampu menggerakkan orang lain untuk berubah menjadi lebih baik dan lain-lain? Maka yang harus kita lakukan adalah melakukan apa yang kita tulis. Mulailah itu dari diri kita sendiri. Sehingga ketika kita menulis tulisan yang berbobot atau qaulan tsaqiila (Q.S. Muzammil: 5) maka InsyaAllah Allah akan menuntun jari-jari kita untuk membuat tulisan yang dapat menggerakkan hati orang lain (memotivasi) pembaca. Sehingga jadilah kata-kata yang keluar dari tulisan kita adalah kata-kata yang membekas pada jiwa atau qaulan baligha (Q.S. An Nisa: 63).

Oke teman-temanku tersayang. Semua InsyaAllah sudah aku sampaikan pesan-pesan beliau disini. Keren kan beliau? Oya, doakan beliau moga beliau sukses dan selalu dalam naungan Ridho-Nya. Aamiin. Target beliau itu bisa menerbitkan 4 buku dalam satu tahun. Hm… moga dimudahkan dan selalu istiqamah ya..Aamiin. Sebagai penutup, beliau menyampaikan pesan singkat kepada hadirin, “Menulislah minimal 1 jam per hari.”  J

Sekian dan terima kasiiiih… J
Wassalam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages - Menu