M. Syafi’ie El-Bantani
|
“Sastra dan Pembentukan Karakter”
Part 1
Bismillahirrahmanirrahim..
Selamat datang di label baru “Pengajian
Sastra”. Di ruangan ini, aku berniat menumpahkan ilmu dan pengetahuan yang
aku dapat dari hasil ikut workshop kepenulisan, seminar, atau diskusi.
InsyaAllah teman-teman akan sedikitnya tahu tentang hal-hal yang menyangkut
kepenulisan. Daripada aku endapkan semua catatan di buku, aku berfikir mungkin
akan lebih baik dishare disini.
Mudah-mudahan bermanfaat buat kita semua Aamiin. Oya, kalau ada yang mau
sharing, mengkritik de el el, monggo.. J.
Oke, kali ini aku akan coba share
hasil tulisan dari acara pengajian sastra yang dibawakan oleh M. Syafi’ie
El-Bantani pada 26 Oktober 2014 di
Ruang TPAI Masjid Al Ghifari Bogor. Dengan tema “Sastra dan Pembentukan
Karakter”. Langsung aja yuuu. *Cuuuusss.. :D
Penulis 43 buku dan Master
Trainer tersebut lebih suka tulisan non fiksi lhoo. (*Uhuk. Jadi merasa
berjodoh :p hehe). Kalau aku ingat-ingat cara beliau berbicara di depan podium,
beuuuh mantap markutap! Ucapannya jelas dan padat. Beliau hanya berbicara
sekitar 15-20 menit, pokoknya kita akan dibuat terkesima. Kalau anak SD yang
denger, bisa dibuat mangap tuh! sambil ileran gitu. Yup! Saking kita dibuat
mengerjap-ngerjap. Tidak ada waktu untuk melirik pesan masuk di handphone, *Kayak
ada yang sms aja. Hhe..Yang ada di fikiran kita, eh (baca: ku) adalah mencuri
sedetik saja pandangannya yang subhanallah tampan sekali kata-katanya. J Hhehe…
Beliau berwasiat kepada hadirin,
dalam menulis alangkah baiknya bahasa yang kita gunakan adalah bahasa yang
tidak memvonis, menghukum, atau menggugat. Janganlah menulis seperti
menghakimi. Ibarat pendosa yang ketika kau suguhkan tulisanmu, maka kau mampu
membuatnya untuk tidak menyerah akan Rahmat Allah. Karena isi tulisanmu,
bukanlah deretan pasal gugatan seorang korban kepada terdakwa tindak kriminal.
Melainkan tulisan yang mampu memberikan harapan pada setiap orang.
Karena perlu seorang penulis
tahu, bahwa ada dua motivasi seseorang untuk berubah. Yang pertama karena neraka
yang ia takuti, dan kedua karena surga yang penuh dengan harapan. Maka beliau
berpendapat bahwa cara kedua lah yang lebih efektif untuk menyentuh relung hati
sang pembaca. Yaitu dengan memakai pendekatan basyiran atau pendekatan
kegembiraan dan “harapan”. Walaupun keduanya juga penting. Bagaimana caranya kita menumbuhkan harapan
pembaca ketika ia merasa berdosa. Jangan terus-terusan kita tendang pembaca
dengan ancaman atas dosa atau kesalahannya. Mereka bisa kabur dan terpukul. Namun
raihlah tangannya dan berikanlah semangat. J
Nah, untuk mencapai semua itu
gunakanlah prinsip dakwah. Kembali pada niat awal kita menulis yaitu
menyampaikan nilai-nilai dakwah. Al Qur’an sungguh banyak mengajarkan kepada
kita cara yang tepat untuk berdakwah. Banyak sekali. Diantaranya adalah:
Pertama, pakailah kata-kata yang
menyejukkan, yaitu kata-kata yang baik, atau dalam Al Quran (Q.S.An Nisa: 5) qaulan
ma’rufa. Kedua, gunakanlah kata-kata yang dipahami. Kata-kata yang pantas
dan menyenangkan. Hal ini Allah sampaikan dalam Q.S. Israa: 28 yaitu qaulan
maisura. Ketiga, kualitas kata-kata yang tidak hanya benar dan baik atau qaulan
sadida (Q.S.An Nisa: 9), tapi kembali ke awal. Bagaimana kata-kata itu
mudah dipahami dan mampu menjadi penyejuk bagi pembaca.
Lalu bagaimana caranya agar
tulisan kita mampu menggerakkan orang lain untuk berubah menjadi lebih baik dan
lain-lain?
Maka yang harus kita lakukan adalah melakukan apa yang kita tulis. Mulailah itu
dari diri kita sendiri. Sehingga ketika kita menulis tulisan yang berbobot atau
qaulan tsaqiila (Q.S. Muzammil: 5) maka InsyaAllah Allah akan menuntun
jari-jari kita untuk membuat tulisan yang dapat menggerakkan hati orang lain
(memotivasi) pembaca. Sehingga jadilah kata-kata yang keluar dari tulisan kita
adalah kata-kata yang membekas pada jiwa atau qaulan baligha (Q.S. An
Nisa: 63).
Oke teman-temanku tersayang.
Semua InsyaAllah sudah aku sampaikan pesan-pesan beliau disini. Keren kan
beliau? Oya, doakan beliau moga beliau sukses dan selalu dalam naungan
Ridho-Nya. Aamiin. Target beliau itu bisa menerbitkan 4 buku dalam satu tahun.
Hm… moga dimudahkan dan selalu istiqamah ya..Aamiin. Sebagai penutup, beliau
menyampaikan pesan singkat kepada hadirin, “Menulislah minimal 1 jam per
hari.” J
Sekian dan terima kasiiiih… J
Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar