Selasa, 10 Februari 2015

Serunya Mengenal Sastra Bersama Helvy Tiana Rosa

Helvy Tiana Rosa


“Sastra dan Pembentukan Karakter” Part 2

Assalamualaikum teman-temanku sayang J. Hehe..agak lebay ya. Kabar gembira untuk kita semua saat ini kita kedatangan Mbak Helvy Tiana Rosa. Beliau adalah seorang sastrawan perempuan Indonesia sekaligus pendiri Forum Lingkar Pena. Beliau bergelut di dunia sastra sudah cukup lama. Adiknya, Mbak Asma Nadia adalah seorang penulis juga. Karya-karyanya pasti teman-teman tahu laah. Bahkan beberapa sudah difilmkan. J

Oiya. Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya. Karena pembicara ada dua, sengaja aku buat terpisah. Agar aku dan kamu bisa fokus. *Asik. Aku dan kamu. Hm….Sebenarnya, jari-jariku slow emotion banget lompat-lompat di atas toots notebook ini. Yaaah. Gak ada yang nanya knapa ya? Oke aku bocorkan deh mau tahu atau gak. Pada saat seminar berlangsung bersama Mbak Helvy, hadirin tiba-tiba disuruh berdiri. Dag dig dig jantungku berdegup. Kami dipaksa oleh Mbak Helvy untuk sama-sama mengucapkan janji. Aku menggigit bibir biar mingkem. Tapi tanpa disengaja mulutku ikut mangap-mangap dengan yang lain. Mengikuti kata-kata Mbak Helvy. Persis seperti seorang guru mengeja lalu diikuti murid-muridnya yang masih lugu dengan hidung yang mengalir dua air terjun.  Oh tidak. Sungguh Tuhan, mulut kami benar-benar dipaksa berikrar di hadapan-Mu untuk membuat minimal 1 karya buku sebelum mati. Ini sungguh berat. Tubuhku lemas. Setelah kuucap janji itu, dalam hati aku komat-kamit, “InsyaAllah Ya Allah. InsyaAllah Ya Allah, aku gak janji”. *Sambil harap-harap cemas malaikat menghapus janjiku tadi. Tapi ya sudahlah. Mudah-mudahan bisa menjadi doa yang baik. Satu dua tiga Aamiin.

Oke cus. Diawali dengan bahasan seputar Bahasa Indonesia. Menurut beliau Bahasa Indonesia itu kian dimarginalkan di sekolah-sekolah. Aku setuju. Apalagi dengan kehadiran Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia semakin dianak tirikan. Sehingga pelajaran Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang paling tidak menarik. Yang ini aku tidak setuju. Karena aku sangat suka Bahasa Indonesia, sampai-sampai pelajaran Matematika merasa cemburu padanya. Padahal menurutku tidak perlu secemburu itu, toh aku tetap belajar keduanya sampai sekolah menengah ke atas. Loh? Bagaimana mungkin bisa menarik bagi semua orang, kalau dari TK sampai SMA yang selalu diajarkan ketika awal menulis cerita adalah kata-kata “Pada suatu hari”, “Dahulu kala” dan kata-kata jadul lainnya. Ini sama sekali tidak kreatif! Aku mengangguk. Yang ini baru aku setuju.

Sosok sastrawan yang sangat melekat pada diri beliau, membuat kami sangat terkesima. Beliau berkali-kali mengajak hadirin untuk menyukai sastra. Dan salah satu kuncinya adalah kemampuan kita dalam berbahasa. Salah satu pintunya adalah dengan menyukai Bahasa Indonesia. Lalu bagaimana jadinya jika Bahasa Indonesia sudah tidak menarik lagi bagi anak-anak pertiwi? Tentu matematika akan loncat-loncat kegirangan karena tak punya saingan. Eeh? Bukan itu! Tapi pasti akan semakin merosotnya nilai-nilai sastra di Negeri kita. Sastra bisa punah. Padahal Umar Bin Khatab pernah berkata, “Ajarkanlah sastra pada anak-anak kalian, agar mereka tidak menjadi pengecut.”

Lalu agar kita memiliki kemampuan dalam berbahasa, maka kita harus gemar membaca, menyimak, berbicara, dan menulis. Beliau juga mewasiatkan pada kami, jadilah apa saja tapi yang sastrawan. Tapi beliau juga sangat menyayangkan orang-orang yang merendahkan harga diri sastra. Segelintir orang bahkan mengatakan orang-orang sastra itu *maaf, penampilannya yang kurang rapi, rambut gondrong lah de el el. Padahal beliau mengatakan dengan lantang bahwa orang yang suka seni dan sastra, mereka lebih peka perasaannya, lebih lembut. Ciyee.. Halo anak sastra mana suaranyaa… J.

Hm… Sepertinya dicukupkan sampai disini. Karena memang durasi Mbak Helvy berbicara itu dirasa sangat singkat. Mudah-mudahan beliau semakin istiqamah dalam menulis. Dimudahkan segala urusannya. Aamiin. J

Terima Kasih.. J
Eh.. Kata Mbak Helvy ada bahasa orang sastra dari kata terima kasih. Yaitu…….

“Terima Cinta…. J”. Yuk ah mulai sekarang ganti. J



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages - Menu