Kau salah, menilaiku begitu rendah. Aku bukanlah bocah-bocah
yang berlari mengejar layang-layang putus sampai menyebrangi ladang dan sawah.
Kakiku memang penuh lumpur dan debu. Tapi bukan karena aku mengejarmu hingga
basah kotor seluruh kakiku. Melainkan menghindarimu yang sesulit menangkap
angin dan kutu.
Tidaklah kau mendengar setiap alunan penaku yang tersuling
untukmu itu. Ah, sudahlah aku tahu kau tidak tahu. Sekalipun kau tahu, pasti
akan pura-pura tidak tahu. Dan sayangnya kau tidak tahu itu bahwa kau tahu dan
aku tahu kau tahu.
Atas dasar teman. Aku gelarkan karpet merah untuk selalu terbuka
menyambutmu jika kau mau. Tapi hei, jangan pernah berfikir bahwa aku sama
dengan bocah-bocah itu.
Selalu buka telingamu untukku. Karena aku akan berteriak kencang
jika di depanmu ada lubang. Atau kubangan, selokan, batu atau ranjau yang
menghalangi kakimu. Aku peduli jika kau mau mendengar. Tapi aku akan tetap
berteriak walau telingamu menghindar. Sampai akhirnya semesta lah yang berbicara
dan memberi kabar.
Sewaktu-waktu.Ya.
*Jika
kau mau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar